Hingga jauh malam
gebar pun mendakapmu
entah dini ke berapa
kau si renik tahu wajah
kesendirianmu
menempel di kejap batu
angin menyimbah nyilu
gerimis hujan badai
memain sayapmu
tidak kau kelu atau lesu.
Kau sendiri
adalah gebar
untuk unggas dan ulat batu
gelinting pasir terpelanting
disepak kuda pahlawan
menyentuh urat daunmu
ketika rengkek kuda Pompie
menyerbu
menerjang musuh di puncak
yang alah
terpelanting, tersimbah darah
darah itu mengalir,
luka mencair ke urat senimu
Kau si cermin hati
tersenyum
itu aku
menjadi gebar kasih
tertebar setiap kau seru
Seruan Mu
tetap bergumul Rindu.
Nikha
Kau ada
dalam gebar kasihku
tunggu aku di puncak
Rahmah
memaut erat
genggaman Aksara Adam
hanya BisikNya
menyatukan pasangan itu
kembali!
kembali mereka
dalam
kasih batini
*
18-20 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment