Mata Bulan
Bicaralah
taman hati
dengan kejora seruni
subur kering berganti
menumbuh surat akuan
menumbuh surat akuan
jalur ranting dan akar
kau cengkam
kau cengkam
di bumi diri
kadang dengan angkuh angin
merentap putik baru menjulur
tidak kau fahami
kalau itu suratan
takdir , makrifat
kelabu tersirat.
TamanMu tumbuh selalu
masih disinggahi bulu lelayang
berkilauan ke mata bulan
di bawah musim tengkujuh
sekociku meluncur
dalam angin rusuh
tapi bintangMu
tetap bersinar
mata si kecil bercanda
aku terima
anugerahMu
bukan teka teki
tiba tanpa rencana manusia
kecuali surat azali
termaktub
tak mungkin ku ingkari
Lelayang itu tetap melayang
ku tunggu mereka datang!
( Siri Surat dari Awan)
anakanda Bulan - Iman
No comments:
Post a Comment